Terlepas
dari itu mitos atau fakta, rupanya pendapat bahwa "anak sulung dan anak
bungsu adalah pasangan yang ideal" ini diperhitungkan berdasarkan sifat
bawaan masing-masing, berkaitan dengan status tersebut di keluarganya.
Anak sulung biasanya diberi tanggung jawab untuk menjaga adik-adiknya, karena itulah
naluri mengayominya keluar. Di sinilah celah bagi si bungsu untuk mengisi
hasrat ingin bermanja ria kepada si sulung.
Anak
sulung juga mungkin akan terbiasa berperan sebagai sosok yang dewasa, sementara
kehadiran si bungsu selalu memberi warna yang ceria dan menjadi penenang saat
suasana tegang. Selain itu, anak sulung yang mempunyai kecenderungan 'mengatur'
akan diimbangi dengan sifat manja si sulung yang banyak bergantung pada orang
lain. Dengan kata lain, secara tidak langsung memang jika si sulung berpasangan
dengan si bungsu, secara alami mereka akan saling melengkapi
Adapun beberapa fakta tentang si bungsu dan si sulung:
- Anak sulung terbiasa mengayomi.
- Sedangkan anak bungsu cenderung manja dan biasa diayomi.
- Keduanya saling melengkapi.
- Anak bungsu masih suka bergantung.
- Anak sulung cenderung keras kepala.
- Keduanya merasa saling membutuhkan dan memberi warna yang berbeda.
- Anak sulung terbiasa memanajemen banyak hal.
- Anak sulung bertanggung jawab dan mandiri.
- Pasangan anak sulung dan anak bungsu bisa jadi partner yang cocok dan tidak saling mengatur.
- Anak bungsu gelagapan mengatur sesuatu.
- Anak bungsu selalu bisa menjadi penyejuk dan meredam keras kepalanya anak sulung.
- Supelnya anak bungsu mampu menjadi penyejuk saat suasana tegang.