Sikap sombong, tentu tak disukai oleh banyak orang. Darinya,
seseorang bisa merendahkan orang lain. Hati-hatilah dengan sombong, ia
mengharamkan pelakunya masuk surga.
Dari Uqbah bin Amir, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Tidaklah seorang laki-laki meninggal dunia, dan
ketika ia meninggal di dalam hatinya terdapat sebiji sawi dari sifat
sombong, (maka tidak) akan halal baginya mencium bau surga atau
melihatnya.”
Abu Raihanah, seorang kaum Quraisy, berkata, “Demi Allah wahai
Rasulullah, saya benar-benar menyukai keelokan dan menggemarinya hingga
pada gantungan cemetiku dan juga pada tali sandalku!”
Rasulullah bersabda, “Itu tidaklah termasuk kesombongan, sesungguhnya
Allah ‘azza wajalla itu Indah dan menyukai keindahan. Akan tetapi
sombong itu adalah siapa yang menolak kebenaran dan meremehkan manusia
dengan kedua matanya.” (HR. Ahmad).
Wanita, berpakaian tapi telanjang
Berpakaian tapi telanjang, bukankah banyak kita saksikan dewasa ini.
Ia menjadi sumber dosa bagi dirinya sendiri, dan tentunya bagi orang
yang melihatnya..
“Dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat; kaum
membawa cambuk seperti ekor sapi, dengannya ia memukuli orang dan
wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang, mereka
berlenggak-lenggok dan condong (dari ketaatan), rambut mereka seperti
punuk unta yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak akan mencium
baunya, padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan
sejauh ini dan ini.” (HR. Muslim).
Terkadang alasan sepele, menjadi biang terjadinya perceraian. Tanpa alasan yang dibenarkan secara syar’i, permintaan dicerai adalah gerbang menuju ditolaknya seorang wanita menuju surga Allah.
“Siapa pun wanita yang meminta talak pada suaminya tanpa alasan maka bau surga haram baginya.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Orang yang mengamalkan ilmu akhirat untuk mencari duniawi
Pun begitu, dengan mereka yang mengaku sebagai orang yang paham agama namun menjual jasa mereka dengan sejumlah uang. Mereka mengaku-ngaku ustadz atau ustadzah, menyatakan memiliki karomah, dan menarif sejumlah uang dari orang yang meminta tolong. Niscaya, bau surga pun tak kan pernah ia hirup.
“Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mendapatkan bau surga.”(HR. Ibnu Majah, Abu Daud dan Ahmad; shahih).
Bernasab bukan pada ayahnya
Mengakui seseorang sebagai orang tua—ayah—sendiri, meski tahu ia bukanlah ayah kandung, menjadi orang selanjutnya yang dijauhkan dari bau surga.